TANJUNG GUDANG (Rev-2) :

TANJUNG GUDANG

LOKASI: Di samping Mantung, kearah Tanjung Kutat

Tanjung Gudang terletak di sebuah Tanjung yang berhadapan denganTanjung Ru. Kedua Tanjung ini merupakan pintu Masuk ke Teluk Kelabat. Dulu perairan di situ merupakan “palung laut” (bulur, bhs.belinyu-red) yang cukup dalam, namun cukup terlindung dari ombak besar musim Barat.
Di era 70an, Tanjung Gudang merupakan pelabuhan Pelayaran Nusantara dan kawasan pergudangan. Selain Gudang Bongkar Muat, juga terdapat gudang-gudang Pengolahan Kaolin, Gudang Kayu, Gudang Pabrik Pengolahan Ubur-Ubur.

Seorang pengusaha asal Belinyu yang sukses di bidang angkutan laut pada saat itu, bernama Ajat, sempat memiliki belasan Kapal dengan armada Kapal bernama “Sederhana” (Is/d XII) dan Kapal Apollo, yang semuanya berlabuh di Pelabuhan Tanjung Gudang. Rute kapal-kapal ini adalah Palembang, Jakarta, Surabaya. Dermaga yang ada masih dermaga kayu, setelah th.90 an baru dibuat Dermaga Beton atau disebut "Jetty" berbentuk huruf "T".

Rumah Bpk.Ajat, dulu banyak masyarakat Belinyu, yang menumpang mobil dari gudang Ajat ke Tanjung Gudang. Cukup besar Coorporated Social Responsibility (CSR) yang diberikan perusahaan Bpk.Ajat kepada masyarakat Belinyu

Salah satu kapal Sederhana miik Ajat yang masih tersisa di Pelabuhan Tanjung Gudang Belinyu, Foto ini, di downlod dr http://christine.multiply.com/ (dulu tinggal di Peltim)

Cukup besar sumbangsih dan jasa perusahaan milik Ajat ini terhadap perekonomian Kota Belinyu pada saat itu. Armada kapal Ajat inilah yang mayoritas membawa keluar hasil bumi dan hasil alam Belinyu menuju Sumatera dan Jawa, seperti kaolin, lada, ubur-ubur olahan, kayu, cengkih, kopra. Sedangkan barang-barang yang diangkut ke Belinyu seperti beras, bahan kebutuhan pokok, bahkan barang-barang kelontong dan elektronik.

Selain membawa muatan tersebut, kapal-kapal ini sering ditumpangi masyarakat Belinyu, terutama anak-anak sekolah yang pingin mudik ke kampung halaman, namun uang pas-pasan. Apalagi di jaman itu pesawat terbang masih belum populer seperti sekarang, kapal PELNI belum singgah di Belinyu. Pada jaman itu, kalau orang Belinyu mau ke Jakarta lewat laut, cuma punya dua pilihan, yaitu lewat Pelabuhan Pangkal Balam di Pangkalpinang, naik kapal bernama lambung "Sriwangka", atau naik kapal Ajat dari Tanjung Gudang, dengan waktu tempuh ke Jakarta selama tiga hari tiga malam. Begitu juga untuk kapal-kapal rute ke Palembang atau Surabaya kerap di tumpangi masyarakat Belinyu.

Salah satu armada kapal Sederhanan yang sudah rusak


Sayangnya mulai era 80-an jumlah kapalnya mulai menurun. Lalu lintas truck-truck besar merk Cevrolet atau Dodge, yang kadang melebihi tonase-pun sudah jarang membebani jalan menuju Mantung. Hingga saat ini mungkin masih satu dua buah saja kapal yang tersisa, itupun usianya sudah sangat tua. Akibatnya pelabuhan Tanjung Gudang pun tidak seramai dulu lagi. Cuma saat ini Pelabuhan Tanjung Gudang sudah disinggahi Kapal Penumpang milik PT.PELNI, rute Jakarta dan Tanjung Balai (P.Karimun)

Kalau diruntut lebih ke belakang, pada jaman Belanda dulu (tahun 20an), di Tanjung Gudang ini berkantor KPM (Koningclup=??? Paketpar Maskapij) semacam perusahaan Expedisi Muatan Kapal Laut milik Belanda. Selain itu juga ada BPM (B..???? Petrolium Maskapij) semacam Pertamina Jaman Belanda, yang mengurusi angkutan bahan bakar minyak.

Diantara dua perusahaan ini memiliki Galangan Kapal, untuk memperbaiki kapal, tongkang yang rusak . galangan kapal ini cukup besar, berupa dua unit Bangunan yang sangat besar seperti Gudang yang dulunya berada di bibir pantai, sebelah kanan (arah Tanjung Kutat).

hingga tahun 70 an, gudang tersebut sudah tidak berbekas lagi, namun di laokasi tersebut masih digunakan sebagai Galangan Kapal hingga tahun-tahun 80an.

Seiring dengan waktu, gudang-gudang dan pabrik pengolahan di Tanjung Gudang mulai hilang satu demi satu. Namun dapat kita simpulkan bahwa sejarah nama Tanjung Gudang itu diambil karena memang di daerah Tanjung itu dulu banyak terdapat gudang, hingga dinamakan Tanjung Gudang.

Gudangpenumpukan kaolin yang masih tersisa

Kondisi Pelabuhan Tanjung Gudang saat ini yang cukup representatif




Pelabuhan Belinyu, kini sudah disinggahi kapal Pelni


Saat ini, terdapat mercusuar

Kapal "ILMAMUI", sedang merapat di Pelabuhan Tanjung Gudang. Kapal ini adalah kapal yang pertama kali mendekat dan membantu penumpang Kapal Tampomas-II yang tenggelam pada Februari 1981 di Perairan Masalembo.


Mesjid Nurul Islam di Tanjung Gudang

2 komentar:

IPMBB mengatakan...

Pada thn.1971, Kami pernah pulang ke Belinyu dengan menumpang kapal motor Pak ajat. Kami berangkat dari pasar ikan Jakarta ,kalau tidak keliru dengan kapal motor sederhana II dan sampai di pelabuhan Mantung kota Belinyu memakan waktu 3 (tiga) hari. Pada waktu itu disamping pesawat terbang sangat langka ,kami juga masih status pelajar SMA,dengan kantung yang pas-pasan. Itulah sekelumit pengalaman kami naik kapal motor Pak Ajat

novelia mengatakan...

Awal tahun 90 an saya habiskan masa kecil saya di tanjung gudang. menempati rumah kecil bekas kantor bea dan cukai yang berhadapan langsung pelabuhan tanjung gudang dan bersebelahan dengan kantor syahbandar.

sungguh terpesona dengan hamparan pantai yang indah dan pasir yang luar biasa halus dan putih.

dan kenikmatan tersendiri ketika bisa menikmati buah kemunting yang dipetik di sepanjang pantai tanjung kutat.

rindu sekali untuk bernostalgia.