KAMPUNG SIMPING (Rev-1) :

KAMPUNG SIMPING :
LOKASI : Masuk pertigaan Simpang Simping, yang terletak di ujung Kampung Padanglalang ke arah Mantung/Tanjung Gudang.

Apabila, kita menuju Tanjung gudang , di ujung Padanglalang , sebelum naik tanjakan ada sebuah jalan masuk ke arah kanan. Pertigaan ini disebut Simpang Simping, masuk ke dalam kita akan sampai di Kampung Simping.
Simping adalah nama sejenis tiram lebar dan tipis, mirip dengan tiram mutiara. Daging simping ini mirip daging kerang dan cukup enak rasanya. Kalau di jual di pasar sudah tidak ada kulitnya, maka daging simping ini disebut “telakung atau kelakung”. Cara memasaknya digauli asam dan digoreng biasa. Saat ini, simping sudah susah didapat, mengingat habitat hidupnya sudah rusak seiring dengan rusaknya ekosistim laut dan perairan di sekitar Belinyu.
Di Bali, Yogya, kulit Simping ini mempunyai nilai ekonomis tinggi, dapat di buat hiasan dinding, lampu gantung dan lain-lain. Namun sayang nilai-nilai seni dalam budaya masyarakat belinyu tidak terlalu tebal, jadi kulit simping ini Cuma menjadi limbah yang dibuang di pekarangan rumah.
Dulunya di Kampung Simping ini banyak bermukim orang Cina dan masyarakat di situ sebagian berprofesi sebagai nelayan. Selain nelayan mereka juga berkebun buah-buahan, terutama duren (durian). Cukup banyak pohon durian di Kampung Simping ini. Pohonnya sudah tua-tua dan besar. Sampai sekarang Durian dari kampung Simping termasuk jenis durian yang dikenal cukup baik kualitasnya.



























Kembali ke sejarah nama Kampung Simping tadi, kita tidak tahu apakah ada korelasi antara hewan laut simping dengan nama Kampung Simping. Apakah nama kampung Simping ini diambil dari itu, belum pernah kita mendengar, namun yang jelas kata Simping itu menunjuk nama sejenis tiram, yang disebut Simping.
KETERANGAN FOTO :
Foto di download dari Christine's.multiply.com, di kutip seizin pemilik blog, yang baik hati dan cinta kepada kota Belinyu