RUMAH SAKIT TTB BELINYU

RUMAH SAKIT TTB

Rumah Sakit Belinyu sudah sejak jaman Belanda dulu. Awalnya berbentuk klinik, kemudian TTB mulai membangun beberapa fasilitas. Jaman keemasan TTB, RS ini cukup ramai, seluruh pegawai dan pensiunan, bahkan masyarakat biasa banyak datang berobat.

Bisa berobat kepada Dokter atau dengan Manteri. Untuk penyakit-penyakit ringan seperti flu, pusing dan batuk cukup ke Manteri Suroto, nanti akan diberi OBH (Obat Batuk Hitam) yang diambil di Apotik, atau beberapa butir pil, yang ditempatkan dalam amplop kertas kopi. Cukup mujarap pengobatan di RS ini.

Untuk obat bayi atau balita, agak lama menunggu pembuatan puyer. Jadi ibunya dapat duduk-duduk di bangku panjang dekat OK (Kamar Operasi) alias UGD. Bisa juga sekedar menganjal perut dengan jajanan makanan kecil, kue-kue, di tempat parkiran sepeda dekat setasiun RS.

Ambulan atau oto "giung-ngiung" sering terlihat membawa pasien darurat yang kecelakaan atau sakit keras. Ada lagi satu Ambulan yang bagus untuk membawa pasien gawat darurat untuk dirujuk ke RS.Pusat TTB di Pangkal Pinang.

RS. TTB Belinyu di pimpin Dokter Umum, yang berada langsung di bawah Kepala Dinas Kesehatan Kantor Pusat, bukan di bawah Kawilasi. Mobil Dinasnya VW safari kanvas warna hijau. Pas lembutnya dengan penampilan Dokter berbaju dril putih tanpa kerah.

Pagi setelah masuk kantor melihat surat-surat, dengan ditemani Manteri, Dokter visit ke Zal Laki-laki, (Bly: Sal Kelaki) dan didampingi perawat bila visit ke Zal Wanita (Bly:Sal Betino). Setelah itu baru Dokter menerima pasien yang beobat di ruangan Dokter.

Sebelum berobat, pasien mendaftarkan diri di Kamar Kartu, dipanggil satu persatu, kemudian akan diarahkan ke Manteri atau ke Dokter. Setelah itu, bisa langsung antri ambil obat atau disuntik dulu. Jaman dulu suntikan popular untuk memasukkan obat ke dalam tubuh. Spuit tidak terbuat dari plastic sekali pakai seperti sekarang , tapi spuit tabung kaca model kuno.

Untuk pasien yang gawat, setiap saat Dokter bisa di telpon dari RS, kadang sedang main Tennis, atau sedang nonton di Krida, tiba-tiba muncul slide, dokter diminta kerumah sakit. Jaman itu belum ada HP tentunya.

Sore Dokter membuka praktek di rumah dinas, untuk melayani pasien swasta yang bukan karyawan TTB. Biasanya pasien yang "glugut" (demam) dari Pesaren, Gunung Muda, Lumut atau Parit-Parit. Seminggu sekali Dokter RS.Belinyu, ke Pangkal Pinang melapor atau rapat, dan sekalian mengambil obat ke Rumah Sakit Pusat di PangkalPinang. Pada saat itu pasien cukup ditangani Manteri saja.

Sudah banyak sekali Dokter yang berdinas di RS ini. Beberapa Dokter yang kita ingat dan pernah berdinas di RS ini, Dr.Amir, Dr.Zul, Dr.Aswin, Dr.Muchtar, Dr.Andi dan banyak lagi. Ruah Dinas Dokter, disamping Gedung Upgrading, TK.Pantirini. Untuk Perawatan Gigi, di datangkan Dokter dari RS.Pangkal Pinang, setiap Selasa dan Kamis.

RS TTB ini juga melayani Ibu-ibu bersalin atau melahirkan. Dulu ada beberapa bidan orang Belanda. Setelah kemerdekaan semua Bidan dari Belinyu yang telah mengikuti pendidikan di Pangkal Pinang. Banyak sekali warga Belinyu yang lahir di Rumah Sakit ini termasuk Penulis Sendiri. Inilah yang membuat Rumah sakit ini pasti di kenang warga KotaBelinyu.

Fasilitas RS ini dulunya cukup lengkap. Ada Klinik Gigi, ada Gudang Obat, ada Central Bayi, yang biasa di sebut “Cebe”, ada Kamar Mati, Kamar perawatan sakit Jiwa, tang di sebut “Kamar Gilo”. Ada juga Sentral Telepon engkol, dengan papan tusuk untuk menghubungkan telepon. Bahkan ada perumahan Karyawan Rumah Sakit. Para karyawan ini kebanyakan suami –istri sama-sama kerja di RS.

Saat ini Rumah Sakit TTB ini laksana klinik saja. Kumuh dan tidak terurus, beberapa bangunanya sudah mulai hancur, termasuk bekas perumahan Karyawan Rumah Sakit sendiri. Boleh dikatakan sudah tidak berfungsi sebagai Rumah untuk menyembuhkan orang sakit lagi. Sekarang ini, malah masyarakat Belinyu, lebih banyak berobat Ke Puskesmas di belakang Rumah Camat, dimana sudah ada fasilitas rawat inap dan sudah ada Dokter yang jaga, selain itu juga mungkin lebih murah.

Banyak diantara kita yang dilahirkan dan dirawat di RS ini, tentu semua merupakan sejarah yang tidak bisa dihapus. Walaupun RS ini kelihatannya akan dihapus PT.Timah. Menutup Rumah sakit barang kali salah satu alasan PT.Timah untuk menyehatkan perusahaan.


Rumah Sakit TTB saat ini. Letaknya tusuk sate thd Jalan Depati Amir, pertigaan Jl.Balar dan Bukit Ketok. Dulu listrik di Belinyu berlimpah ruah, di tengah simpang ini ada lampu kuning, yang terang. Sehingga simpang RS ini jadi tempat anak-anak muda nongkrong setiap malam.

Jalan masuk kerumah sakit ini ini dulu hitam dan mulus, taman-taman terawat asri.Sekarang aspal sudah mengelupas, dan sepertinya sudah tidak pernah dilalui.


Lorong tempat pasien atau pengantar menunggu. Dulu senantiasa ada mobil ambulan atau "oto ngiung;ngiung" parkir di sini, siap mengantar dan menjemput pasien di Kota Belinyu.


Kamar OK (Operation Kamer), kalau istilah sekarang UGD. Selain untuk pengobatan koreng, luka, operasi ringan, disini juga tempat untuk sunatan dan ada ruangan Rongent.


Ruangan ini di depan Kamar OK, di dalamnya berjajar, Kamar Kartu, Ruang Konsultasi Manteri, Ruang Dokter. Belok ke kanan di ujung, ada Kamar Suntik.


Di samping Kamar OK, terdapat Kamar Periksa Ibu-ibu Hamil, Klinik Bayi, Kamar Bersalin (Bly: Kamar Beranak) yang berhunungan dengan Kamar Perawatan Bayi, Ruang Rawat Inap Wanita (Bly: Sal Betino).


Apotik, tempat mengambil obat, terletak di Belakang Kamar Kartu, berhadapan dengan Kamar Beranak. Disampingnya ada klinik gigi. Diujung Belok kanan tembus juga ke Kamar Suntik .


Alat-alat Suntik (Spuit) jaman dulu, melihatnya saja sudah bikin anak-anak menangis, apalagi bau obat tercium. Spuit ini ber-tabung kaca, jarumnya besar, supaya lebih tajam, kadang diasah dipermukaan kaca, selanjutnya dibersihkan dan direbus untuk sterilisasi. Jaman itu belum ada spuit plastik sekali pakai.


Sentral telepon engkol RS, dan pos jaga. Seluruh telepon di RS, harus lewat sentral ini, untuk ditusuk di papan hubung, dan dihubungkan ke sentral Kantor Wilasi, semua manual.


Kantor administrasi dan personalia RS. Di depannya dulu ada kolam dan air mancur, dengan patung desain sederhana dari besi siku.




Ruang Rawat Inap Wanita, Kamar Bayi dan Ibu melahirkan. Orang Belinyu menyebutnya "Sal Betino"


Bangunan sebelah kiri yang ada teras adalah Dapur dan Ruang Cuci. Semua urusan masak dan makan pasien yang disajikan dengan piring stenlis diolah di sini. Bersebelahan dengan ruang cuci dan seterika. Pakaian di jemur di belakang dekat hutan Karet, pohon keranji.
Bangunan di sebelah kanan adalah gudang obat dan tempat mengambil susu. Dulu setiap bayi anak karyawan, seminggu sekali setelah ditimbang, mendapat Susu merk Gamelpo untuk bayi, warna kaleng kuning. Produksi Sari Husada Yogya.
Dari samping bangunan tsb, terdapat jalan tembus ke Komplek Wasre


Sal Kelaki, berhadapan dengan Sal Betino. Sebelah kanan ada beberapa Kamar Vip.


Bangunan ini disebut "Sebe" berasal dari CB (Central Bayi), disinilah ketika kita kecil ditimbang, diimunisasi (Bly: dicacar). Dengan penuh rasa kasih sayang ibu-ibu kita jalan kaki dan pakai "kemben" mengendong kita kesini untuk memeriksa kesehatan si bayi buah hati. Apalagi dua tahun pasti punya bayi, bayangkan kalau anaknya banyak. Sungguh kekuatan yang luar biasa.


Perumahan Karyawan Rumah Sakit. Berupa rumah petak-petak, untuk karyawan biasa.


Disampingnya terdapat Kamar Perawatan Sakit Jiwa (Bly:Kamar Gilo). Ada dua ruangan dengan jendela dan pintu terali besi di sini. Bila ada yang dirawat di sini, jadilah tontonan anak-anak.


Sisa-sia puing Bekas Kamar Mayat (Bly:Kamar Mati). Jl. didepannya belok kiri turun ke Wasre. Dulu ada palang portal pipa besi. Yang jalan kaki masih bisa lewat, yang naik sepeda harus keliling lewat Bukit Ketok.


Dulu ini merupakan komplek Rumah Dinas para Manteri Rumah Sakit TTB. Rumah Setengah tembok dan berdinding papan. Namun tidak berbekas lagi, sepertinya sudah diganti rumah-rumah pribadi. Mungkin sudah dilelang, atau dijual kepada karyawan. Jalan didepan juga bisa tembus ke Komplek Wasre.


Dulu ada lapangan Volley, dan halaman rumput luas di sini. Bangunan di balik semak-semak adalah bekas poliklinik gigi, sebelum dipindah ke samping Apotik. Setiap Selasa dan Kamis ada Dokter Gigi dari RS Pusat untuk meyani perawatan dan perawatan, pengobatan dan cabut Gigi.


Tempat Parkir Sepeda dan motor, sekalian tempat beberapa pedagang berjual makanan dan kue-kue jajanan.


Gardu Listrik (Stasiun) untuk melayani listrik RS. Pada saat itu, PLTU Mantung merupakan Pembangkit yang terbesar di Asia. Kota Belinyu, termasuk RS ini terang benderang, karena Tambang dan Parit Belinyu masih menghasilkan Timah. Saat ini listrik Belinyu byar-pet. Karena kemampuan kita sekarang tidak mampu lagi berpikir untuk kesejahteraan sosial. Lebih baik menjaga kedudukan politik dan kekuasaan dari pada memikirkan hal demikian. Inilah jaman dimana sebagian bangsa kita sehat tubuhnya namun sakit nuraninya. Dan sakit seperti itu memang sudah tidak bisa di rawat di Rumah Sakit seperti RS.TTB Belinyu ini.