Di Belinyu, tepatnya sepotong jalan dari Jagal ke Kmp.Gudang, dinamakan Kampung Sungai Keladi. Dinamakan demikian karena dulunya di sisi kanan yang merupakan rawa pasang surut S.Pasir dipenuhi hutan nipah, sedang rawa di sebelah kiri nya sampai ke S.Ketok, merupakan rawa yang banyak ditumbuhi pohon keladi. Bermacam-macam keladi (caladium-latin) yang ada di situ, baik keladi gatal yang besar2 (sente) maupun keladi kecil yang biasa dibikin lempah keladi. Dan disitu ada sebuah anak Sungai Pasir yang disebut "Sungai Keladi".
Sungai kecil ini melintasi jalan kampung, yang merupakan saluran drainasi dari kampung Sungai Ketok. Dulu Sungai Keladi ini masih dipengaruhi oleh pasang naik dan pasang surut air S.Pasir. Bahkan dulu bisa digunakan untuk pangkalan kolek (perahu sampan) nelayan sekitar situ, termasuk nelayan dari Sungai Ketok. Saat ini Sungai Keladi yangdimaksud, sudah mengecil, seukuran got. Tidak lagi terdapat pohon-pohon keladi, yang menampung kristal-kristal embun pagi, yang ada adalah sampah...sampah...sampah dimana-mana.
Rumah-rumah mewah gambar di atas, dulunya adalah hutan nipah seperti ini
Jenis keladi (caladium) ini, jaman dahulu banyak sekali tumbuh di sekitar Kampung Sungai Keladi ini.
Sebagai daerah rawa-rawa, air sumur di kampung ini terasa payau dan butek, karena pengaruh bicak
Dulu perahu nelayan (kolek) dapat merapat sampai ke pinggir jalan kalau air sedang "labur" (pasang naik)
Kondisi Sungai Keladi saat ini, lebih mirip sepeti got. Sedimentasi yang tinggi serta penuh sampah, airnya berwarna hitam pekat dan bau busuk. Pasti nyamuk akan mendirikan kerajaannya di sini..
Saat ini sungai telah berfungsi menjadi saluran pembuang (drainase) rumah tangga. Cuma sedikit aneh melihat saluran yang cukup lebar, namun gorong-gorong jembatan mengecil (bottle neck).
.
2 komentar:
Kalu pacak... setiap Kampong ado foto e disini.. biar semua wong Belinyu..pacak ngeliat perkembangan dr jauh.
MOkaseh
moga-moga ya, akan kami upayakan
Posting Komentar