PELABUHAN BEROK

BEROK:
Lokasi: Dekat Kampung Gudang, di tepi Pelabuhan Samudra Sungai Pasir.

Konon dulu disekitar Sungai Pasir banyak pohon Bakoo (bakau), dan banyak dihuni oleh kera, kera atau monyek ini disebut juga Beruk (Bahasa Melayu), yang akhirnya menjadi Berok, demikianlah salah satu legenda asal-usul daerah ini di namakan “Berok”.
Pada jaman Belanda pelabuhan Kota Belinyu adalah di Berok. Pelabuhan ini melayani pelayaran dalam dan luar negeri. Maklum lah pada saat itu semua bahan makanan, minuman, rokok kretek mesin seperti 555, Kansas, produk textile semua masuk dari Singapura. Makanya di Pelabuhan berok ini ada Kantor Bea Cukai (Duane) yang memeriksa barang export/import. Untuk barang export yang keluar dari Belinyu, adalah timah, Lada, kopra, cengkeh, dan karet.
Jangan membayangkan Sungai Pasir yang ada di Berok seperti sekarang ini, dulu sungainya lebar dan dalam. Pelayaran dapat dilanjutkan hingga ke Kusam. Menurut analisa penulis, karena dulunya transportasi cuma lewat, laut, maka tidak tertutup kemungkinan perkembangan Kampung Kusam, Benteng Bongkap, Panji dll, melalui Sungai Pasir ini.

Kapal-kapal yang masuk ke Berok ini adalah kapal-kapal layar besar (phinisi) dari luar negeri. Sedangkan kapal-kapal phinisi yang agak kecil, masuk lebih dalam kea rah Kampung Tengah, yang sekarang menjadi Jalan Sumur Laut. Dahulu di situ terdapat pelabuhan lebih kecil untuk pelayaran Nusantara. Karena air tawar diambil dari sebuah sumur di situ, makanya daerah disitu dinamakan Sumur Laut.

Kapal Layar Jenis Phinisi, yang dulu banyak masuk di Pelabuhan Berok hingga ke Dermaga di Sumur Laut

Kegiatan laut-melaut ini menyebabkan juga terjadi migrasi dan pembauran warga yang sudah lama menetap di Belinyu, seperti dari Cina, Sapat (Indragiri hilir/Riau Kepulauan), Banjarmasin dan Palembang, dengan warga pendatang belakangan seperti Madura, Bugis/Makassar, karena masyarakat Sulawesi terkenal sebagai pelaut ulung.
Dengan kegiatan yang demikian banyak tentu kesibukan pelabuhan Berok ini cukup ramai. Petugas Beacukai pun yang berkantor dan bertugas di sini cukup banyak. Sebelum akhirnya pada jaman kemerdekaan, pelabuhan dipindahkan ke Tanjung Gudang, bersamaan dipindahnya juga Kantor Bea Cukai ini ke Tanjung Gudang.

Saat ini pelabuhan Berok hanya diperuntukkan untuk Pelabuhan perikanan saja, yang tersisa cuma beberapa tiang kayu Merbau, bekas dermaga lama.
Pegawai Beacukai (Duane) yang bertugas di kantor Beacukai Berok berfoto bersama di atas dermaga, dengan latar belakang S.Pasir. (Foto ini di sumbangkan Bpk. Ir. Sarbaeni Komar, asal Kmp.Bukit Jukung, yang orangtuanya bertugas sebagai pegawai Duane)

Jalan masuk dari kampung Tengah, menuju Berok saat ini

Menjadi perkampungan yang ramai

Kalau dulu, merupakan rawa-rawa pasang surut, dan hutan nipah, kini di kiri kanan sudah banyak menjadi pemukiman penduduk

Penyakit sosial, buang sampah sembarangan

Hutan nipah yang masih tersisa di kiri-kanan jalan

Jalan masuk, 100 meter sebelum tepi Sungai Pasir

Perahu-perahu yang merapat di Pelabuhan Perikanan Berok saat ini adalah perahu penangkap Ikan milik KUD

Pulang muket di sekitar p.Nanas semalaman


Hasil yang di dapat, hanya cukup untuk lauk makan satu hari

Sungai Pasir saat ini dilihat dari Pelabuhan Berok ke arah hilir (muara)


Sungai Pasir ke arah hulu, dulu perahu2 besar masuk hingga ke Panji Pasir bahkan ke Kusam

Bekas Gudang Pelabuhan, kini tinggal rangka besi berkarat


Sisa-sisa dermaga lama di Pelabuhan Berok......... yang tinggal kenangan.

.


Tidak ada komentar: