MATERI BLOG INI SEBAGIAN DIAMBIL DARI NASKAH UNTUK BUKU YANG AKAN DITERBITKAN. DIKUMPULKAN BERDASARKAN CERITA DARI MULUT KE MULUT. TEAM KAMI AKAN MENAMBAH POSTING, UNTUK MENELUSURI SEMUA SEJARAH NAMA KAMPUNG YANG ADA DI KOTA BELINYU. KOMENTAR YANG DIKIRIM PENGUNJUNG MELALUI CONTENT COMMENT, DILUAR TANGGUNG JAWAB KAMI. APABILA PENGUNJUNG MEMPUNYAI CERITA, LEGENDA TENTANG KOTA BELINYU, FOTO JADUL, KIRANYA DAPAT DIKIRIM KE REDAKSI ____guraping@yahoo.com____
JERAMBA BUSEN : (Revisi-3)
Jeramba Busen ini dulunya, berupa Jembatan Beton dengan 3 Gorong-gorong berdia meter 1 m. Karena sering dipenuhi sampah, akhirnya roboh, dan diganti jembatan kayu. Belakangan dirubah lagi ke jembatan beton. Jaman belanda dulu Sungai di sekitar Jeramba Busen ini bersih dari sampah. Karena tahanan2 alias Bang Napi dari Lapas (yang disebut Gudang Garam, yang sekarang Kantor Satpam Timah), diberikan sangsi sosial untuk membersihkan sampah2 di kota Belinyu. Setelah breakfast di Gudang Garam, dengan memakai baju seragam tahanan, mereka dikawal polisi untuk kerja sosial. Ini berlaku bagi Bang Napi yang hampir lulus, atau yg hukumannya ringan.
Jeramba Busen saat ini (29 Sept 2008), dilihat ke arah Jl.Pahlawan-12
Sungai Yang dulunya bisa dimasuki sampan nelayan, kini tinggal seperti selokan saja, dan menjadi tempat membuang sampah.
Kayu bakau ini kemudian disusun, atau diikat per 3 batang, dan tiap 5 ikatan diikat lagi menjadi satu. Jumlah ikatan ini untuk mempertimbangkan kemampuan si Bu Sen untuk memanggulnya dan menjualnya kepada konsumen.
Saat ini kayu bakau yang ada di sungai Pasir, cuma tinggal sebesar ibu jari orang dewasa,namun itupun, habis disikat orang untuk digunakan sebagai kayu bakar.
3. Rhizophora stylosa (Bakau Kecil)
Kayu dari tumbuhan bakau ini memang sangat disukai masyarakat untuk memasak, karena kayu tersebut tumbuh di rawa berair asin, yang mempunyai kadar garam. Selain itu kekerasan kayu jenis ini cukup keras, sehingga sangat baik untuk kayu bakar karena mempunyai nilai kalori atau panas yang tinggi. Bahkan dapat cepat membuat tipis panci atau ketel dari bahan alumunium.
Dulunya di kiri kanan Sungai pasir di Belinyu, masih terdapat hutan bakau, yang cukup rapat dan subur. Selain kayunya dapat dimanfaatkan untuk kayu bakar, hutan bakau inipun menjadi habitat ular, burung dan kera
Pekerjaan menguliti dan memotong, serta menumpuk kayu bakau yang dilakukan Bu Sen bertahun-tahun dengan tekun di sekitar jembatan ini, seakan akan telah meng-kapling daerah sekitar situ menjadi wilayah personalnya. Yang pada akhirnya membuat masyarakat Belinyu menyebut jembatan/jeramba ini sebagai Jeramba Busen.
Seperti inilah cara Bu Sen mengolah kayu bakau, dipotong, dikuliti dan dijual
Dapat diperkirakan Bu Sen ini melaksanakan kegiatan “illegal logging” di Sungai Pasir dan membuat pangkalan kayu bakar di Jembatan itu sekitar paruh waktu tahun 1900-an. Demikian sejarah dan asal nama dari Jeramba Busen ini kami dapatkan lewat cerita dari mulut ke mulut tetua Belinyu.
TUGU PAHLAWAN-12 DI PETALING :
Ruarrr biasa..masih kecil-kecil sudah jadi tentara heh..
Pasukan Seinendan yang bersenjatakan bambu runcing
Pasukan TKR yang dibentuk dari bekas Heiho, Seinendan. TKR dari Bangka pernah mengahadang kedatangan Tentara Belanda akibat Agresi-II Belanda. Kedatangan Tentara Belanda ke Bangka melalui 2 jalur, dari Selatan, melalui Tj.Berikat Toboali. Sedang dari Utara, melalui Pelabuhan Mentok, lewat Petaling menuju Pangkalpinang
Jalan dari arah Petaling, arah kedatangan Tentara Belanda yang mendarat di Pelabuhan Mentok. Lokasi penghadangan cukup strategis, di tengah hutan lebat, dekat tikungan.
Tugu Pahlawan-12, yang dibangun di atas 12 anak tangga
Monumen yang baru, dibangun pas di tepi jalan raya Petaling-Pangkalpinang
Di depan Tugu Pahlawan-12 yang baru, terdapat jalan masuk ke arah Tugu yang lama. Berada kira-kira 200 m dari Jalan Raya
Merah putih yang lesu berkibar di jalan masuk Tugu yang lama (asli)
Jalan Raya di lihat dari belakang Tugu lama
Tugu lama, terasa aneh kalau Tugu ini ada dua, berlainan bentuk dan berlainan tempat, terpisah 200 m